Hari Kamis, tanggal 28 Juli 2022, Kantor Kalurahan Gotakan, tepatnya di gedung pertemuan kalurahan, suasana dihebohkan oleh teriakan dan bermacam kegaduhan. Belasan orang terlihat berlarian keluar dari gedung pertemuan kalurahan sambil kedua tangan dipakai untuk menutupi bagian kepala. Siang berhias mendung yang tadinya aman tentram berubah menjadi kepanikan. Bagi yang tidak tahu dan merasa keheranan, bisa saja ada yang salah sangka dan mengira orang-orang tersebut takut kejatuhan ular atau kotoran cicak. Namun demikian yang sebenarnya terjadi adalah sedang diadakannya simulasi menghadapi gempa oleh Forum Destana Kalurahan Gotakan. Destana atau Desa Tanggap Bencana sendiri adalah suatu lembaga desa/kalurahan binaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kulon Progo. Lurah Gotakan, Raden Redy Hartanto, dalam sambutannya sebelum acara dimulai menyampaikan bahwa, FPRB (Forum Pengurangan Resiko Bencana)yang merupakan bagian dari Destana Kalurahan Gotakan dibentuk oleh BPBD kabupaten Kulon Progo pada tahun 2019. Adapun kegiatan pada Kamis siang tersebut dimaksudkan agar segenap anggota Destana Kalurahan Gotakan tahu apa yang harus dilakukan saat terjadi gempa.
Narasumber acara, Bapak Sunardi dari BPBD Kulon Progo, menjelaskan bahwa saat terjadi gempa dengan potensi bahaya, maka hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari tempat berlindung yang cukup kuat untuk menahan benda-benda yang mungkin roboh saat terjadinya gempa. Tempat berlindung yang dimaksud diantaranya adalah kolong meja, kolong tempat tidur, dan benda-benda lainnya yang tentunya terbuat dari struktur yang kuat. "Setelah gempa mereda atau sudah berhenti baru kemudian kita harus keluar menuju ke tempat lapang yang sekiranya aman guna mengantisipasi kalau masih ada gempa susulan yang lebih besar," lanjut lelaki gagah yang perutnya hampir sama besar dengan perut Bapak Dukuh Satu Gotakan tersebut. Hal tersebut penting untuk diingat karena biasanya dalam keadaan panik orang-orang yang mengalami gempa cenderung untuk langsung berlari keluar dari rumah. Padahal pada kasus-kasus dimana guncangan gempa sangat besar pilihan tersebut justru beresiko lebih besar dibanding mencari tempat sembunyi yang kuat di dalam rumah, sebab lari ke luar rumah membutuhkan waktu yang lebih lama dibanding bersembunyi di bawah meja, misalnya.
Salah satu peserta kegiatan, Bapak Sugiman, menyatakan bahwa ilmu yang didapat hari itu harus disebarkan kepada warga lainnya karena manfaatnya sangat besar. "Kalau anda mencintai keluarga anda, sebarkanlah informasi ini kepada mereka dan semua orang lainnya," ucap lelaki pendiam namun dalam hati sangat mencintai anak istrinya tersebut.
Di akhir acara Bapak Tri Widodo selaku Jagabaya Kalurahan Gotakan menyampaikan harapannya agar kegiatan pada siang hari nan panas tersebut bisa memberikan manfaat serta menginspirasi banyak orang untuk Kalurahan Gotakan yang lebih baik. (SSE)